Cari Blog Ini

Senin, 03 Maret 2014

Pemberian Oksigen



*      PENGERTIAN PEMBERIAN OKSIGEN
Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru yang melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat khusus.
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui 3 cara, yaitu melalui kateter nasal , kanula nasal, dan masker oksigen.

*      TUJUAN PEMBERIAN OKSIGEN
1.      Memenuhi kekurangan oksigen.
2.      Membantu kelancran metabolism/
3.      Sebagai tindakan pengobatan.
4.      Mencegah hipoksia.
5.      Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung.

*      INDIKASI
ü  Terapi ini dilakukan pada penderita :
o   Dengan anoksia atau hipoksia
o   Dengan kelumpuhan alat-alat pernapasan.
o   Selama dan sesudah dilakukan narcose umum.
o   Mendapat trauma paru
o   Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock. Dispeneu, cyanosis,apneu.
o   Dalam keadaan koma

ü  Persiapan alat:
o   Tabung oksigen beserta isinya.
o   Regulator dan flow meter.
o   Botol pelembab.
o   Masker atau nasal prong
o   Selang penghubung.

ü  Persiapan pasien :
o   Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
o   Persiapan lingkungan : menutup pintu , jendela, dan memasang sampiran.

*      PROSEDUR KERJA

A.     KATETER NASAL
a.       Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b.      Cuci tangan.
c.       Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 L/mnt.  Kemudian obsevasi humidifier dengan melihat air bergelembung.
d.      Atur posisi dengan semi-fowler.
e.       Ukur kateter nasal dimulai dengan lubang telinga sampai ke hidung dan berikan tanda.
f.    Buka saluran udara dari tabung oksigen.
g.    Berikan minyak pelumas (vaselin/jeli).
h.   Masukkan kedalam hidung sampai batas yang ditentukan.
i.     Lakukan pengecekkan kateter apakah sudah masuk apa belum, dengan menekan lidah pasien menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di belkang uvula).
j.     Fiksasi pada daerah hidung.
k.   Periksa kateter nasal setiap 6-8jam.
l.     Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen tiap 6-8 jam.

B.     KANULA NASAL
1.    Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2.    Cuci tangan.
3.    Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 L/mnt.  Kemudian observasi humidifier pada tabung dengan adanya gelembung air.
4.    Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien.
5.    Periksa kanula tiap 6-8 jam
6.    Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen tiap 6-8 jam.
7.    Catat kecepatan aliran oksigen rute pemberian dan respon klien.
8.    Cuci tangan setelah prosdur yang dilakukan.

C.     MASKER OKSIGEN
1.   Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2.   Cuci tangan.
3.   Atur posisi dengan semu-fowler.
4.   Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 6-10L/mnt.  Kemudian observasi humidifier pada tabung air  dengan adanya gelembung
5.   Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien.
6.   Periksa kecepatan tiap 6-8 jam, catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian , dan respon klien.
7.   Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

*      TATA KERJA.
1.      Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya.
2.      Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan.
3.      Hubungkan nasal prong atau masker dengan selang oksigen ke botol pelembab.
4.      Pasang ke penderita
5.      Atur aliran oksigen ssuai dengan kebutuhan.
6.      Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi, lepas nasal prong atu masker dari penderita.
7.      Tabung oksigen di tutup.
8.      Penderita di rapikan kembali.
9.      Peralatan dibereskan.

*      PERHATIAN
o   Amati tanda-tanda vital sebelum selam dan sesudah pemberian oksigen.
o   Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan , misalnya : api, yang dapat menimbulkan kebakaran.
o   Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol.
o   Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai.
o   Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan kering.
o   Pemberian oksigen harus hati-hati terutam apada penderita penyakit paru kronis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran.
o   Terapi oksigen sebaiknya di awali dengan aliran 1-2 L/mnt, kemudian dinaikkan pelan-pelan sesuai kebutuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar