Cari Blog Ini

Senin, 03 Maret 2014

Pemasangan Kateter, :) :)



1.      Definisi
ü  Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan
ü  Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
ü  Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang be rubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
ü  Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
ü  Kateter adl sebuah alat berbentuk tabung yang dimasukkan dalam kandung kemih dengan maksud untuk mengeluarkan air kemih yang melalui uretra (ilmu keperawatan 1, M. Bouwhuizen)
ü  Macam kateter menurut bahannya :
gelas, polyetheline, logam, nylon, karet, silicon
ü  Macam kateter menurut bentuknya
Cliquet      : kateter yang ujungnya melingkar
Malecot    : kateter yang ujungnya bulat seperti bunga
Pezzer       : kateter seperti malecot hanya lobang pada ujung kecil – kecil
Nelathone            : kateter biasa
Foley         : kateter yang mempunyai balon pada ujungnya
Theiman   : spt kateter nelathone hanya ujungnya lebih kecil dan keras
ü  Ukuran Kateter
Menurut Fundamental Of Nursing 2, Patricia, Potter :
·         anak – anak                           : No 8 – 10
·         Laki-laki dewasa                   : No 14 – 16
·         Laki-laki dewasa muda                     : No 12
·         Perempuan                           : No 16 – 18
ü  Kateterisasi adl memasukan kateter melalui uretra ke dalam kandung kencing untuk membuang urine. Hendaknya hanya dilakukan pada pasien bila mutlak perlu, krn dpt menimbulkan bahaya infeksi. Sebuah benda yg dimasukkan melalui ruangan sempit atau kekeliruan dari sudut yang salah dpt menimbulkan kerusakan yang berat pada uretra. Uretra wanita lebih pendek dari pria, dan lebih mudah cidera oleh kateter yg dipaksakan ke dalamnya. Bakteri dpt didorong memasuki kandung kencing selagi kateter masuk

2.      Tujuan
ü  Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
ü  Untuk pengumpulan spesimen urine
ü  Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
ü  Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan

3.      Prosedur
*      Alat
a)        Tromol steril berisi
b)        Gass steril
c)        Deppers steril
d)        Handscoen
e)        Cucing
f)         Neirbecken
g)        Pinset anatomis
h)        Doek
i)          Kateter steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
j)          Tempat spesimen urine jika diperlukan
k)        Urinebag
l)          Perlak dan pengalasnya
m)     Disposable spuit
n)        Selimut

*      Obat
a)        Aquadest
b)        Bethadine
c)        Alkohol 70 %

*      Petugas
a)      Pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi dan sterilitas mutlak dibutuhkan dalam rangka tindakan preventif memutus rantai penyebaran infeksi nosokomial
b)      Cukup ketrampilan dan berpengalaman untuk melakukan tindakan dimaksud
c)      Usahakan jangan sampai menyinggung perrasaan penderita, melakukan tindakan harus sopan, perlahan-lahan dan berhati-hati
d)      Diharapkan penderita telah menerima penjelasan yang cukup tentang
e)      Prosedur dan tujuan tindakan

*      Penderita
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan penderita atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent

*      Penatalaksanaan

1.      Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim
2.      Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
3.      Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya
4.      Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita
5.      Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine
6.      Melakukan desinfeksi sebagai berikut :
Ø  Pada penderita laki-laki :
Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan. desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
Ø  Pada penderita wanita :
Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas (clitoris), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.
7.      Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita laki-laki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki gunakan jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena urethra berbelit-belit
8.      Masukkan kateter ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta untuk menarik nafas dalam.
Ø  Untuk penderita laki-laki :
Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
Ø  Untuk penderita wanita :
Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas dalam . kaji kelancaran pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
9.      Mengambil spesimen urine kalau perlu
10.  Mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
11.  Memfiksasi kateter :
Pada penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen
Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha.
12.  Menempatkan urinebag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
13.  Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi :
·         Hari tanggal dan jam pemasangan kateter
·         Tipe dan ukuran kateter yang digunakan
·         Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan
·         Nama terang dan tanda tangan pemasang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar