1.
Definisi
ü Kateter adalah pipa untuk memasukkan
atau mengeluarkan cairan
ü Kateter terutama terbuat dari bahan
karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
ü Kandung kemih
adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang be
rubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
ü Kateterisasi
kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui uretra ke dalam kandung
kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
ü Kateter adl
sebuah alat berbentuk tabung yang dimasukkan dalam kandung kemih dengan maksud
untuk mengeluarkan air kemih yang melalui uretra (ilmu keperawatan 1, M.
Bouwhuizen)
ü Macam kateter
menurut bahannya :
gelas, polyetheline, logam, nylon,
karet, silicon
ü Macam kateter menurut
bentuknya
Cliquet : kateter yang ujungnya melingkar
Malecot : kateter yang ujungnya bulat seperti bunga
Pezzer : kateter seperti malecot hanya lobang pada ujung kecil –
kecil
Nelathone : kateter biasa
Foley : kateter yang mempunyai balon pada ujungnya
Theiman : spt kateter nelathone hanya ujungnya lebih kecil dan keras
ü Ukuran Kateter
Menurut Fundamental Of Nursing 2,
Patricia, Potter :
·
anak – anak :
No 8 – 10
·
Laki-laki dewasa :
No 14 – 16
·
Laki-laki dewasa muda :
No 12
·
Perempuan :
No 16 – 18
ü
Kateterisasi adl memasukan kateter melalui uretra ke
dalam kandung kencing untuk membuang urine. Hendaknya hanya dilakukan pada
pasien bila mutlak perlu, krn dpt menimbulkan bahaya infeksi. Sebuah benda yg
dimasukkan melalui ruangan sempit atau kekeliruan dari sudut yang salah dpt
menimbulkan kerusakan yang berat pada uretra. Uretra wanita lebih pendek dari
pria, dan lebih mudah cidera oleh kateter yg dipaksakan ke dalamnya. Bakteri
dpt didorong memasuki kandung kencing selagi kateter masuk
2.
Tujuan
ü Untuk segera
mengatasi distensi kandung kemih
ü Untuk
pengumpulan spesimen urine
ü Untuk mengukur
residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
ü Untuk
mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan
3.
Prosedur
Alat
a)
Tromol steril berisi
b)
Gass steril
c)
Deppers steril
d)
Handscoen
e)
Cucing
f)
Neirbecken
g)
Pinset anatomis
h)
Doek
i)
Kateter steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
j)
Tempat spesimen urine jika diperlukan
k)
Urinebag
l)
Perlak dan pengalasnya
m) Disposable spuit
n)
Selimut
Obat
a)
Aquadest
b)
Bethadine
c)
Alkohol 70 %
Petugas
a) Pengetahuan dasar
tentang anatomi dan fisiologi dan sterilitas mutlak dibutuhkan dalam rangka
tindakan preventif memutus rantai penyebaran infeksi nosokomial
b) Cukup
ketrampilan dan berpengalaman untuk melakukan tindakan dimaksud
c) Usahakan jangan
sampai menyinggung perrasaan penderita, melakukan tindakan harus sopan,
perlahan-lahan dan berhati-hati
d) Diharapkan
penderita telah menerima penjelasan yang cukup tentang
e) Prosedur dan
tujuan tindakan
Penderita
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan penderita atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan penderita atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent
Penatalaksanaan
1. Menyiapkan
penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita
dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim
2. Aturlah cahaya
lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
3. Siapkan deppers
dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya
4. Kenakan
handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita
5. Mengambil
deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine
6. Melakukan
desinfeksi sebagai berikut :
Ø Pada penderita
laki-laki :
Penis dipegang dan diarahkan ke atas
atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan
berkelok agar kateter mudah dimasukkan. desinfeksi dimulai dari meatus termasuk
glans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan
dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan
kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
Ø Pada penderita
wanita :
Jari tangan kiri membuka labia
minora, desinfeksi dimulai dari atas (clitoris), meatus lalu kearah bawah
menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara
labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.
7. Lumuri kateter dengan
jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita laki-laki dan 4
cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki gunakan jelly dalam
jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena urethra berbelit-belit
8. Masukkan kateter
ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta untuk menarik nafas
dalam.
Ø Untuk penderita
laki-laki :
Tangan kiri memegang penis dengan
posisi tegak lurus tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa,
tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan
hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan
kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada
tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter
sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 5 – 7,5 cm
dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
Ø Untuk penderita
wanita :
Jari tangan kiri membuka labia minora
sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita
menarik nafas dalam . kaji kelancaran pemasukan kateter, jik ada hambatan
kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum
urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya
dimasukkan lagi +/- 3 cm.
9. Mengambil
spesimen urine kalau perlu
10. Mengembangkan
balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label
spesifikasi kateter yang dipakai
11. Memfiksasi
kateter :
Pada penderita laki-laki kateter
difiksasi dengan plester pada abdomen
Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha.
Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha.
12. Menempatkan
urinebag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
13. Melaporkan
pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi :
·
Hari tanggal dan jam pemasangan kateter
·
Tipe dan ukuran kateter yang digunakan
·
Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain
yang ditemukan
·
Nama terang dan tanda tangan pemasang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar