Cari Blog Ini

Selasa, 02 September 2014

ARTIKEL KESEHATAN



Nanas atau pineapple ternyata punya banyak keunggulan yang patut diacungi jempol. Salah satunya, yang bermanfaat bagi mereka yang punya masalah dengan berat badan adalah kemampuannya untuk meluruhkan timbunan lemak yang berlebih di dalam tubuh. Dengan secara rutin mengkonsumsi nanas (sesuai dengan aturan yang berlaku, baca di bagian tengah artikel), alhasil tubuh yang semula gendut perlahan-lahan bisa menjadi langsung, ramping, dan singset. 
Selain sebagai alternatif diet yang sehat, buah yang kulitnya dipenuhi sisik berwarna kuning emasa ini dapat membuat sistem pertahanan tubuh menjadi lebih solid. Kandungan vitamin A, vitamin C, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, serta, dan enzim bromelain yang tersimpan dalam buah nanas merupakan peluru tangguh yang bisa meng-KO serbuah penyakit-penyakit serius, seperti tumor, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), dan beri-beri.
Nanas atau pineapple ternyata punya banyak keunggulan yang patut diacungi jempol. Salah satunya, yang bermanfaat bagi mereka yang punya masalah dengan berat badan adalah kemampuannya untuk meluruhkan timbunan lemak yang berlebih di dalam tubuh. Dengan secara rutin mengkonsumsi nanas (sesuai dengan aturan yang berlaku, baca di bagian tengah artikel), alhasil tubuh yang semula gendut perlahan-lahan bisa menjadi langsung, ramping, dan singset.Menurut Dr. Setiawan Dalimartha dalam bukunya yang berjudul Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, enzim bromelain dalam nanas berkhasiat sebagai anti radang dan dapat membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker, dan mencegah terjadinya penggumpalan darah (blood coagulation). Selain itu, kandungan serat nanas yang cukup tinggi cocok sebagai obat sembelit. Makan buah nanas sama efektifnya dengan mengkonsumsi obat pencahar (konstipasi). Efeknya tentu saja buang air besar menjadi lebih lancar. Tidak hanya untuk menangkal penyakit, nanas pun bermanfaat bagi orang-orang yang sakit. Dua diantaranya adalah untuk meningkatkan penyerapan obat dalam tubuh serta membersihkan jaringan kulit mati.
Nah, kembali ke masalah perampingan tubuh, berikut ini resep untuk menurunkan berat badan dengan menggunakan nanas. Mula-mula, sediakan 1 buah nanas yang tidak terlalu matang. Kupas, cuci bersih, lalu potong seperlunya. Selanjutnya ambil airnya, bisa dengan diparut lalu diperas dengan menggunakan potongan kain bersih atau dijus. Minum air perasannya ini sekaligus dua kali sehari.

Keperawatan Anak - Penyakit Campak



Penyakit Campak

A.    Pengertian

Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.

B.     Penyebab

Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kisaran 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus (virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

C.    Gejala

Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan - nyeri tenggorokan] - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot - mata merah ( conjuctivitis ) 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik).
Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping.
Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.

D.    Komplikasi

Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1.      Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2.      Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3.      Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

E.     Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas. Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan: - pemeriksaan darah, pemeriksaan darah tepi - pemeriksaan Ig M anti campak - Pemeriksaan komplikasi campak :
·         enteritis
·         Ensephalopati,
·         Bronkopneumoni

F.     Pengobatan

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.

G.    Pencegahan

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

H.    Waktu Inkubasi

Waktu terpapar sampai kena penyakit: Kira-kira 10 sampai 12 hari sehingga gejala pertama, dan 14 hari sehingga ruam muncul. Imunisasi (MMR) pada usia 12 bulan dan 4 tahun. Orang yang dekat dan tidak mempunyai kekebalan seharusnya tidak menghadiri sekolah atau bekerja selama 14 hari.
Waktu pengasingan yang disarankan : disarankan selama sekurang-kurangnya 4 hari setelah ruam muncul.

I.       Vaksin Campak

Vaksin campak merupakan vaksin hidup yang dilemahkan. Vaksin ini bentuk vaksin beku kering yang harus dilaksanakan dengan perlarutan sendiri (vadenmecum bio farm).

Ø  Cara Pemberian dan Dosis
1.      Sebelum disuntikan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarutan yang telah tersedia
2.      Dosis pemberian adalah 0,5 ml, disuntikan pada lengan atas secara subkutan
3.      Vaksin campak diberikan kepada semua anak berumur 9 bulan. Vaksin campak tidak dapat diberikan pada umur kurang dari 9 bulan, antibodi yang diterima bayi dari ibu ketika masih dalam rahim masih tetap ada dalam daerah bayi dan mencegah kerja vaksin
4.      Vaksin campak ulang (booster) diberikan pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD)
5.      Lama perlindungan vaksin campak, bila pemberianya efektif 1 dosis pemberian vaksin campak dapat memberikan kekebalan sampai lebih dari 14 tahun

Ø  Penyimpanan dan Kadaluarsa
-        Penyimpanan vaksin pada suhu 20 C s/d 80 C, hindari sinar matahari langsung atau tidak langsung
-        Kadaluarsa setelah 2 tahun bila disimpan di 2-80 C
-        Pelarut vaksin disimpan pada suhu kamar, tidak perlu dilemari es, pelarut tidak boleh beku jadi jangan di simpan dalam freezer
-        Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan maximal 8 jam

Ø  Kontraindikasi
-        Individu yang mengidap penyakit immune defeciencu atau idibidu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma
-        Riwayat kejang demam
-        Panas > 300 C

Ø  Efek Samping
-        Demam batuk dan pilek sering terjadi sekitar 1 minggu setelah pemberian vaksin campak
-        Dapat terjadi infeksi pada tempat suntikan jika jarum dan spuit yang digunakan kotor
-        Hingga 15 pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi

Ø  Pelaksanaan Tindakan Imunisasi Campak
a.      Persiapan alat
-        Vaksin campak dan pelarutnya dalam trermos es
-        Spuit dipasang 2 cc dan 5 cc
-        Bengkok
-        Kapas air hangat
-        KMS
-        Status bai / balita
-        Formulir tindakan

b.      Persiapan pasien
-        Memberi salam pada pasien / keluarga
-        Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan
-        Memberikan prosedur tindakan yang akan dilakukan

c.       Langkah-langkah
-          Perawat mencuci tangan dan mengeringkannya
-          Mengatur posisi pasien dan membaringkan di tempat pemeriksaan
-          Menyipkan spuit 5 cc dan 2,5 cc
-          Menyiapkan vaksin dan pelarutnya dari thermos es
-          Mengambil vaksin dari thermos es dan menutupnya kembali
-          Menghisap pelarutnya
-          Melarutkan vaksin campak
-          Menghisap vaksin sesuai dengan dosis (0,5 cc)
-          Mengembalikan vaksin dalam thermos
-          Menginfeksi daerah yang akan disuntik
-          Menyuntik pasien secara SC  dalam
-          Merapikan pasien
-          Memberi tahu ibu bahwa prosedur tindakan telah selesai
-          Merapikan alat-alat
-          Perawat mencuci tangan

STANDAR OPERASIONAL PEROSEDUR
MEMASANG OGT (ORAL GASTRIC TUBE)

A.        Pengertian
Melakukan pemasanga selang dari rongga mulut sampai kelambung pada bayi atau anak

B.         Indikasi
1.      Pasien dengan masalah salauran pencernaan atas (stenosis esoagus, tumor mulit atau faring atau juga esofagus dll)
2.      Pasien yang tidak mampu menelan
3.      Pasien pasca operasi pada hidung faring atau esofagus

C.        Tujuan
1.    Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair atau padat yang dicairkan
2.    Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yang ada dalam lambung
3.    Mengirigasi lambung karena perdarahan atau keracunan dalam lambung
4.    Mencegah atau mengurangi mual dan muntah setelah pembedahan atau terauma
5.    Mengambil spesemen dalam lambung untuk pemeriksaan laboratorium

D.        Persiapan alat
a.    Bak troli yang berisi :
1.         OGT No 5 atau 8 (untuk anak yang lebih kecil)
2.         Sudip lidah (tongue spatel)
3.         Sepasang sarung tangan
4.         Senter
5.         Spuit ukuran 20-50 cc
6.         Plester
7.         Stotoskop
8.         Handuk
9.         Tissue
10.     Bengkok

b.    Alat-alat yang dimasukan dalam bak instrumen steril :
1.         Selang NGT
2.         Sarung tangan steril
3.         Spuit

E.         Persiapan perawat
1.        Mencuci tangan (merujuk pada mencuci tangan yang baik dan benar)
2.        Mempersiapkan alat
3.        Membaca status pasien untuk memastikan instruksi
4.        Alat-alat yang dimasukan dalam bak instrumen :
a.         Selang OGT
b.         Sarung tangan
c.         Spuit OGT

F.         Persiapan pasien
1.      Memberikan penjelasan mengenai tindakan, perosedur serta tujuan dari tindakan yang akan dilakukan
2.      Mengatur posisi pasie supkinasi

G.        Persiapan lingkungan
1.        Menutup pintu atau ordien dan juga sampiran harus diperhatikan
2.        Mengatur pencahayaan dei ruangan pasien dengan cukup

H.        Perosedur pelaksanaan
1.        Mencuci tangan dengan cara yang baik dan benar
2.        Berikan salam teraupetik kepada pasien
3.        Perkenalkan kembali nama perawat serta validasi identias pasien
4.        Jelaskan tindakan yang akan dilakukan beserta tujuanya (termasuk rasa tidak nyaman yang kemungkinan yang akan dialami pasien ketika tindakan berlangsung)
5.        Atur pasien dengan posisi supkinasi
6.        Pasang handuk pada dada pasien, letakan tissue wajah pada jangkauan pasien
7.        Pasang perlak, pengalas dan bengkok disamping telinga pasien
8.        Untuk menentukan insersi OGT minta pasien rileks dan bernafas normal
9.        Bersihkan area sekitar mulut mengguanakan tissue
10.    Pasang stotoskop pada telinga
11.    Gunakan sarung tangan steril
12.    Ukur panjang selang yang akan dimasukan dengan mengguanakan :
a.         Metode Tradisional
Ukur jarak dari tepi mulut kedaun telinga bawah dan proksesus xiphoideus pada sternum
b.         Metode Hanson
Mula-mula tandai 50 cm pada selang kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukan adalah pada pertengahan antara 50 cm dan tanda tradisional
13.    Beri tanda pada panjang selang yang suddah diukur
14.    Masukan selang di mulut yang sudah ditentikan
15.    Lanjutkan memasukan selang sepanjang mulut. Jika terasa agak tertahan putarlah selang dan jangan dipaksakan untuk masuk
16.    Lanjutkan memasang selang sampai memasukan nasofaring. Setelah melewati nasofaring (3-4 cm) kalau perlu anjurkan pasien untuk menekuk dan menelan. Jika perlu berikan sedikit air minum
17.    Jangan memaksakan selang untuk masuk. Jika ada hambatan atau pasien tersedak, sianosis, hentikan mendorong selang. Periksa posisi selang dibelakang tenggorokan  dengan menggunakan tongue spatel dan senter
18.    Jika telah selesai memasang OGT, sampai ujung yang telah ditentukan, anjurkan pasien untuk bernafas normal dan rileks
19.    Mperiksa letak selang dengan :
a.       memasang spuit pada ujung OGT, memasang bagian diafragma stotoskop pada perut dikuadran kiri atas pasien (lambung) kemudian suntikan 5-10 cc udara bersama dengan auskultasi abdomen
b.      aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung
20.    Viksasi selang OGT dengan plester dan hindari  penekanan pada hidung dengan cara :
a.       Potong 5 cm pelester, belah menjadi 2 sepanjang 2,5 cm pada salah satu ujungnya. Memasang ujung yang tidak dibelah pada batang hidung pasien dan silangkan plester pada selang yang keluar dari hidung
b.      Tempelkan ujung selang OGT pada baju pasien dengan memasang plester pada ujung dan penitikan pada baju pasien
21.    Evaluasi setelah terpasang OGT
22.    Rapikan alat-alat
23.    Cuci tangan
24.    Dokumentasi hasil tindakan pada catatan perawat