Untuk Kakak Perempuanku Tersayang, Inilah yang Ingin Aku Sampaikan
Dilahirkan
sebagai saudara, kira-kira sudah seperempat abad kita tinggal satu atap
bersama. Aku mungkin sering cemburu denganmu, tapi kamu tidak keberatan karena
cemburuku terdengar sangat wajar. Karena setelah aku dilahirkan, bapak dan ibu
memang tidak terlalu penuh memberiku kepercayaan.
Pagi hari
saat akan berangkat sekolah, kamu mengenakan seragam dan menyantap sarapan dengan
perhatian ibu. Ibu memang lebih memperhatikan kamu, sehingga aku yang
terabaikan. Aku sering mengorbankan waktu istirahatku dan menuruti perintah bapak
dan ibu untuk membantu, sedangkan kamu hanya terdiam di dalam kamarnya.
Kini kita
sudah sama-sama dewasa. Aku dan kamu tumbuh jadi dua perempuan dengan sifat dan
karakter yang berbeda. Kita jarang bicara, sedangkan kamu paling suka mengobrol
atau bercerita dengan temanmu. Model baju, aliran musik, buku bacaan favorit;
selera kita ibarat bumi dan langit. Tapi dibalik segala perbedaan dan
perselisihan, bukankah kita tetap sepasang saudara? Tidakkah kamu juga seperti
aku, yang menyimpan rasa sayang dan cinta tapi enggan mengungkapkannya?
Sebagai adik,
aku terdidik untuk mencontohmu. Menjadikan kamu sebagai role model
sesuai anjuran ayah, ibu, dan kebanyakan orang di sekitarku. Aku pun diajarkan
mematuhi perintah dan nasihat-nasihat darimu. Mereka biasa berkata, “Sel,
contoh kakakmu. Dia itu pintar, rajin, dan bisa mandiri. Kamu harus nurut kalau
dinasihati kakakmu.”
Tapi kenapa?
Disaat ibu dan ayah sama-sama jatuh sakit, aku yang lebih banyak merawat
mereka. Tugas-tugas harian ibu pun aku kerjakan; entah mulai yang membersihkan
rumah, cuci baju, hingga pergi belanja.
Aku sangat
iri padamu. Disaat mereka sakit, mereka masih memikirkan kamu. Entah aku
berpikir, kalau selama ini hanya kamu yang selalu ada dipikiran mereka dan aku
tidak berguna. Hatiku sangat sakit, mereka yang mempercayaimu engkau abaikan. Sedangkan
mereka yang tidak mempercayaiku aku turuti. Aku tidak mengerti dengan
perasaanmu. Kamu berpikir akulah orang yang paling disayang dan diberi
kepercayaan oleh bapak dan ibu. Pikiran itu salah, mereka sangat membutuhkan
kamu bukan aku. Jujur, aku sangat sedih jika mereka membicarakan dan
membandingkan kamu dengan aku. Perbandingan kita sangat jauh. Aku berharap kamu
bisa memberikan contoh yang terbaik untuk adik-adikmu dan cepat berpikir dewasa
jangan menuruti sikap keegoisanmu.
Surat ini aku
tulis dengan perasaanku untuk kakak perempuanku, semoga surat ini tidak akan
pernah sampai di tanganmu.
Dari adikmu,
Yang berharap kau
tak akan pernah membaca tulisanku